Fungsi Sistem Ground pada Rangkaian Elektronika
Harga lampu ekonomis
5w Rp 2.900
10w Rp 3.800
Lampu Kuning Rp 15.000 aja
Gabung jadi Agen kami sekarang
Dalam sistem rangkaian elektronika ada dua macam sumber energi listriknya yaitu:
- AC yang bersumber dari listrik PLN
- DC yang bersumber dari baterai/accu
Rangkaian elektronika AC maupun DC memiliki sistem ground yang merupakan sebuah titik referensi tegangan yang memiliki nilai “nol”.
Titik “nol” pada listrik AC & DC
Untuk rangkaian DC, ground merupakan jalur kabel listrik yang berhubungan dengan kutub negatif (-) dari baterai/accu.
Sedangkan pada rangkaian AC, ground merupakan jalur listrik yang berhubungan dengan sistem pentanahan.
Dengan demikian pada sistem kelistrikan DC terdapat 2 kabel utama yang bersumber dari kutub positif (+) dan kutub negatif (-), sedangkan pada sistem kelistrikan AC terdapat 3 kabel utama yaitu fasa (L), netral (N), dan ground (GND).
Pada gambar diatas tampak jalur ground yang ditunjukkan dengan jalur warna kuning, sedangkan jalur Line dan Netral ditunjukan dengan warna merah dan biru.
Kualitas jalur ground yang baik akan berpengaruh pada hasil rangkaian yang kita buat.
Apa yang terjadi jika sistem ground pada rangkaian elektronika kurang baik?
Sebagai contoh rangkaian sound sistem yang menggunakan sistem kelistrikan DC, apabila ground kurang baik maka akan terasa suara “mendengung“ .
Demikian juga dengan rangkaian AC, kualitas ground yang kurang baik akan mengakibatkan kita tersengat listrik dengan skala kecil pada saat menyentuh body peralatan listrikyang terbuat dari logam.
Cara membuat ground yang baik pada rangkaian DC adalah dengan menggunakan kabel grounding yang kualitasnya baik.
Cara mengukur nilai sistem ground pada alat elektronika
Selanjutnya, untuk mengetahui kualitas dari suatu sistem ground pada rangkaian elektronika AC kita dapat menggunakan alat earth tester / grounding tester.
Untuk mengukur sebuah sistem grounding selektor kita atur pada posisi 20 Ohm.
Karena diharapkan pengukuran dengan mengatur alat pada posisi 20 Ohm akan menghasilkan pengukuran yang akurat.
Sebab sistem grounding yang baik untuk rangkaian listrik umumnya berkisar antara 1 –2 Ohm.
Earth tester biasanya dilengkapi dengan 3 buah kabel yang cukup panjang serta 2 buah tombak kecil yang nantinya ditancapkan ke tanah dengan jarak tombak satu dengan yang lain kira-kira 10 meteran.
Lalu 1 kabel sisanya disambungkan ke jalur ground rangkaian listrik.
Yang harus diperhatikan pada saat kita mengukur ground untuk instalasi listrik, pastikan jalur ground sementara diputus dahulu dari rangkaian instalasi listrik.
Setelah selesai pengukuran, barulah jalur ground kita sambungkan lagi ke rangkaian instalasi listrik.
Berikut ini adalah gambar salah satu contoh dari titik grounding yang ada pada instalasi listrik di rumah.
Anak panah warna kuning yang ada di gambar menunjukan titik groundingnya dari suatu rangkaian listrik.
Selanjutnya dari titik tersebut akan dihubungkan ke instalasi listrik dengan menggunakan kabel grounding seperti contoh di bawah ini.
Di marketplace tersedia berbagai macam ukuran diameter kabel ground dari 2,5mm - 50mm.
Standar warna kabel ground adalah kuning dan terdapat garis berwarna hijau kuning.
Penerapan Grounding Listrik pada Penangkal Petir
Selain digunakan untuk mendukung sistem ground pada rangkaian elektronika, biasanya kabel ground dipakai untuk kabel penangkal petir.
Ada 2 macam penangkal petir :
Penangkal Petir Jenis Konvensional
Penangkal petir ini bersifat pasif, karena menunggu datangnya petir di sekitar area penangkal dan selanjutnya tegangan yang disebabkan oleh petir tersebut akan disalurkan ke tanah menggunakan kabel ground. Penangkal petir sederhana seperti ini juga bisa menyelamatkan alat elektronik di rumahmu dari konslet.
Penangkal Petir Elektrostatis
Penangkal petir elektrostatis merupakan salah satu model penangkal petir terbaru.
Penangkal petir ini bersifat aktif, karena prinsip kerjanya apabila ada muatan listrik positif yang ada dalam radius 50 – 150 meter (tergantung spesifikasi dari penangkal petir yang dipasang), maka muatan listrik tersebut akan segera ditarik ke fungsi ground.
Kedua model penangkal petir tersebut diperlukan sistem grounding yang cukup baik yaitu nilainya harus di bawah 5 Ohm.
Caranya dengan menancapkan sebuah batang pipa galavanis dipasang tegak lurus masuk ke dalam tanah kira kira dalamnya 12 meter.
Pipa galvanis tersebut diisi dengan kabel grounding penghantar arus listrik jenis BC atau kabel NYA ukuran 70–80mm yang dipasang sedemikan rupa di ujung bagian bawah pipa.
Selanjutnya kabel tersebut di hubungkan ke terminal di bak kontrol, dan kita cek dengan alat earth tester.
Jika nilai grounding sudah di bawah 5 Ohm maka siap untuk dikoneksikan ke alat penangkal petir.
Namun jika nilai grounding masih diatas 5 Ohm, maka perlu menancapkan pipa galvanis lagi seperti di atas dengan jarak minimal 5meter dari tempat yang tadi dan selanjutnya kabelnya dipararel satu dengan yang lain.
Tampak 4 buah grounding untuk rumah yang siap digunakan. Pemasangan kabel sistem grounding seperti gambar diatas sangat diperlukan dalam pemasangan alat penangkal petir.
Mengingat kerusakan yang ditimbulkan akibat sambaran petir dapat membahayakan peralatan serta untuk keselamatan manusia yang berada di dalam gedung tersebut.
Wah, setelah membaca artikel ini jadi semakin banyak tahu ya!
Jangan lupa untuk baca artikel lainnya hanya di s-gala.com & dapatkan peluang bisnis berpotensi untung jutaan rupiah perbulan dengan modal kecil! Segera kontak CS kami ya!