Stop Kontak di Jepang
Harga lampu ekonomis
5w Rp 2.900
10w Rp 3.800
Lampu Kuning Rp 15.000 aja
Gabung jadi Agen kami sekarang
Jepang merupakan salah satu destinasi wisata favorit warga Indonesia.
Selain karena kebersihannya, keindahan negaranya, budaya yang sangat menarik, wisata alam dan wisata belanja yang keren, Jepang juga memiliki banyak kelebihan yang mengundang turis dari berbagai negara untuk singgah ke sana.
Nah, salah satu hal yang penting untuk diketahui sebelum kita wisata ke Jepang adalah perbedaan stopkontak di Jepang dengan stop kontak di Indonesia.
Apa bedanya?
Yuk simak artikelnya!
Listrik dan Stop Kontak di Jepang
Ternyata, model varian stopkontak atau socket di Jepang itu berbeda dengan Indonesia lho!
Untuk itu kalian perlu mempersiapkan peralatan-peralatan khusus seperti adapter yang bisa menyesuaikan colokan dari barang-barang elektronik yang kalian bawa ke Jepang.
Sebenarnya memang cukup sediakan satu international adapter dan kalian pasti bisa ngecas atau colokin peralatan elektronik kalian diberbagai negara.
Tapi ga ada salahnya kalian baca dulu informasi tentang stopkontak di Jepang ini supaya makin paham dan gak sampe salah.
Karena selain bentuk colokannya yang beda, ternyata voltase dan frekuensinya juga ada perbedaan lho!
Model Stop Kontak di Jepang itu Seperti Apa?
Di Jepang ada dua model stop kontak yang umum digunakan, yaitu menggunakan jenis stop kontak tipe A dan B.
Stop kontak tipe A memiliki dua pin datar yang tersusun secara paralel. Sedangkan stop kontak tipe B memiliki dua pin datar yang tersusun secara paralel dan juga dilengkapi oleh pin grounding.
Untuk lebih jelasnya, kalian bisa lihat pada ilustrasi gambar di bawah ini.
Perbedaan Tegangan Listrik di Jepang dan Indonesia
Untuk tegangannya sendiri, Jepang mengoperasikan listrik utamanya pada tegangan 100 Volt dan dengan frekuensi 50/60 Hz.
Berbeda dengan Indonesia yang sumber listrik utamanya dioperasikan pada tegangan 220V dan frekuensi 50 Hz.
Memang di seluruh dunia penyediaan tegangan listrik di tiap negara bisa bervariasi / berbeda-beda mulai dari 100V – 240V.
Ketika kita berpindah negara dengan membawa berbagai peralatan elektronik yang ternyata standar spesifikasi tegangannya berbeda, hal ini bisa menyebabkan kerusakan terutama pada alat elektronik yang kita sambungkan ke sumber listrik tersebut.
Perbedaan frekuensi juga bisa berpengaruh pada performa peralatan elektronik lho! Contoh sederhananya, pada jam digital.
Jam digital yang memiliki spesifikasi 50Hz yang kita bawa dari Indonesia akan berjalan sedikit lebih cepat dari seharusnya saat disambungkan dengan sumber listrik yang berfrekuensi 60Hz di Jepang.
Oleh karena itu, pastikan kalian menggunakan voltage converter yang bisa mengakomodir perbedaan tegangan & frekuensi tersebut ya!
Biasanya kalau kalian membeli voltage converter yang bagus, alat tersebut sudah dilengkapi dengan adapter stop kontak universal jadi kalian gak usah repot pakai 2 alat.
Oh iya, perlu kalian ingat untuk selalu mengecek maximum power rating (AMPS atau WATTS) pada konverter / transformer yang kalian beli ya! Pastikan juga semua peralatan elektronik yang akan kalian sambungkan ke converter/transformer tersebut tidak melebihi batas AMPS/WATTS -nya.
Dual Voltage VS Single Voltage
Apakah kalian pernah mendengar istilah dual voltage dan single voltage?
Saat ini ada banyak peralatan elektronik terutama dari merk-merk besar yang produknya tersebar di seluruh dunia dilengkapi dengan fitur dual voltage.
Apa maksudnya dual voltage?
Kalau kalian melihat spesifikasi dari sebuah alat elektronik dan tertulis : “INPUT 100-240V”, artinya alat elektronik tersebut bisa bekerja dengan baik dengan sumber listrik bertegangan 100V sampai dengan 240V.
Itu adalah teknologi dual voltage.
Artinya kalian tidak perlu repot-repot lagi membawa voltage adapter saat ke Jepang karena bisa langsung colok saja asal bentuk stop kontak dan colokannya sesuai.
Dijamin aman dan alat elektronik kalian tidak akan rusak atau bahkan tidak nyala.
Lalu apa itu single voltage?
Nah, setelah tau tentang dual voltage tentunya kalian langsung bisa paham dengan istilah single voltage ini.
Kalau di spesifikasi alat elektronik kalian hanya tertulis : INPUT 220V, artinya alat elektronik tersebut hanya memiliki fitur single voltage dan hanya akan beroperasi dengan baik di tegangan sumber 220V.
Jadi apa yang harus dilakukan? Gunakan voltage converter / transformer yang sesuai dengan kebutuhan ya!
Sekian informasi kali ini tentang stopkontak di Jepang.Kalau kalian mau beli adapter atau voltage converter, bisa cek katalog S-gala.com atau langsung saja hubungi CS kami!
Jangan lewatkan juga peluang bisnis menarik berpotensi untung jutaan rupiah per bulan dengan modal kecil hanya dengan menjadi reseller S-gala.com ya!