10 Cara Evaluasi Supplier – Menilai Kinerja Pemasok
Harga lampu ekonomis
5w Rp 2.900
10w Rp 3.800
Lampu Kuning Rp 15.000 aja
Gabung jadi Agen kami sekarang
Memilih supplier yang baik merupakan hal yang penting dalam menjalankan bisnis.
Kalau kalian bisa mendapatkan & menjalin relasi yang baik dengan supplier yang tepat, niscaya usaha kalian akan bertahan lama serta memiliki salah satu support system penting yang baik.
Bayangkan jika kalian mendapatkan supplier yang bisa memberikan barang dengan harga murah, tapi kualitas pelayanannya buruk.
Mulai dari barang yang sering kosong, keterlambatan pengiriman, atau barang yang dikirim tidak sesuai pesanan.
Tentu akan jadi masalah untuk kelancaran usaha kalian, bukan?
Selain menambah biaya, menimbulkan delay / keterlambatan untuk pengiriman pesanan konsumen, kinerja yang buruk dari supplier bisa berpengaruh terhadap nama baik perusahaan kalian juga lho!
Untuk itu tentunya kalian memerlukan sebuah sistem penilaian kinerja pemasok atau yang sering dikenal dengan istilah cara evaluasi supplier.
Apa saja sih standar / indikator yang diperlukan dalam cara evaluasi supplier?
10C Cara Evaluasi Supplier
Berdasarkan teori dari Dr. Ray Carter, ada 10 indikator yang dikenal dengan istilah 10C yang dapat dijadikan standar dalam mengevaluasi kinerja pemasok.
Apa saja sih 10C itu?
- Competency (Kompetensi)
- Capacity (Kapasitas)
- Commitment (Komitmen)
- Control (Kontrol)
- Cash (Kas)
- Cost (Biaya)
- Consistency (Konsistensi)
- Culture (Budaya)
- Clean (Kebersihan)
- Communication (Komunikasi)
Yuk kita bahas satu per satu cara evaluasi supplier tersebut!
Cara Evaluasi Supplier Pertama : Competency (Kompetensi)
Hal pertama yang perlu kalian cek adalah seberapa kompeten supplier tersebut.
Coba ukur seberapa mampu si supplier untuk memenuhi kebutuhan pesanan kalian. Apakah supplier ini merupakan produsen langsung? Atau tangan ke berapa?
Hal ini akan mempengaruhi kemampuannya untuk memenuhi permintaan kalian.
Cek juga review dan testimoni dari konsumen lain terutama yang memiliki lini bisnis yang mirip dengan bisnis kalian. Apakah mereka puas dengan pelayanan si supplier?
Kalau ternyata banyak keluhan dan komplain, ada baiknya kalian pertimbangkan ulang bekerjasama dengan supplier tersebut.
Capacity (Kapasitas)
Supplier harus punya kapasitas yang cukup untuk menangani pesanan kalian.
Jika supplier merupakan produsen langsung, biasanya hal ini tidak akan jadi masalah besar. Selama kalian memenuhi standar MOQ (minimum order quantity) dari pabrik maka pabrik akan menyediakan pesanan kalian.
Tanya juga seberapa cepat supplier tersebut bisa menangani pesanan kalian.
Kalian juga perlu mengecek sumber daya yang dimiliki oleh si supplier, apakah mereka mampu menjadikan kalian salah satu daftar prioritasnya baik dari segi SDM, Gudang, pengiriman, & ketersediaan bahan baku.
Commitment (Komitmen)
Ada baiknya jika supplier kalian memiliki komitmen atas standar kualitas yang tinggi. Periksa apakah mereka menerapkan standar ISO & six sigma.
Nah, kalau kalian juga berniat untuk menjalin kerjasama jangka panjang, ada baiknya juga mendiskusikannya dengan suppler serta membuat perjanjian hitam di atas putih tentang kesepakatan-kesepakatan kerja.
Control (Kontrol)
Seberapa besar supplier memiliki kontrol atas kebijakan, proses, prosedur, dan rantai pasokannya?
Jika supplier kalian merupakan distributor / importir, akan lebih sulit bagi mereka memiliki kontrol atas produksi dan ketersediaan barang karena sangat dipengaruhi oleh produsen itu sendiri.
Semakin banyak mereka bekerjasama dengan pihak ke-3 maka control yang dimiliki akan semakin kecil.
Misalnya SDM mereka outsource, atau ada proses produksi yang dimakloon ke pihak ke-3, bahkan mereka sendiri bukanlah produsen langsung. Nah, contoh-contoh tersebut bisa menjadi kendala ke depannya.
Cash (Kas)
Meskipun terdengar sedikit privat, tapi kalian perlu memastikan bahwa supplier berada dalam kondisi keuangan yang sehat ya!
Bayangkan kalau supplier tersebut sedang terlilit hutang atau tidak punya asset likuid yang cukup.
Bisa-bisa penyediaan barang untuk kalian juga terhambat, bahkan kualitas barang juga jadi taruhannya.
Di sini, kalian sebaiknya punya beberapa opsi supplier sejenis lainnya ya untuk dijadikan perbandingan.
Cost (Biaya)
Ini biasanya jadi faktor yang utama bagi para pebisnis.
Berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli barang dari supplier?
Tentunya kecenderungan para pengusaha adalah memilih supplier yang bisa memberikan harga termurah.
Tapi ingat!
Ternyata faktor biaya ini bukanlah yang utama bagi kalian yang mementingkan kerjasama jangka panjang dengan supplier!
Yang utama tetaplah komitmen supplier terhadap kualitas serta kesehatan finansial mereka.
Consistency (Konsistensi)
Semakin tua usia bisnis si supplier, biasanya mereka punya konsistensi yang lebih baik daripada supplier-supplier yang baru seumur jagung.
Cek track record mereka, apakah mereka secara konsisten bisa memberikan kualitas produk & pelayanan yang baik?
Memang tentunya tidak ada yang sempurna ya, pasti ada saja 1-2 kasus. Tapi selama wajar & kebanyakan konsistensinya baik, supplier tersebut bisa kalian pilih.
Culture (Budaya)
Semakin mirip budaya perusahaan supplier dengan kalian maka akan semakin baik.
Coba bayangkan, kalau kalian adalah tipe pebisnis yang mengedepankan kecepatan & kuantitas barang. Sedangkan supplier memiliki budaya yang sangat mengedepankan kualitas.
Hal ini akan jadi masalah.
Karena deadline yang jadi nomor 1 untuk kalian ternyata jadi urutan ke-2 bagi supplier.
Clean (Kebersihan)
Terutama untuk kalian yang berbisnis di area kuliner, penyediaan makanan, atau pakaian.
Tentu kebersihan supplier jadi hal yang sangat penting!
Jadi jangan lupa dicek ya, tak ada salahnya main ke perusahaan supplier untuk melihat kondisi dan suasana di sana, termasuk cek kebersihannya.
Communication (Komunikasi)
Komunikasi di sini lebih ke arah bagaimana supplier menyediakan fasilitas komunikasi dengan kalian. Apakah kalian diberikan 1 sales khusus yang bisa melayani kalian?
Seberapa mudah nantinya kalian mengajukan pesanan, cek pesanan, cek pengiriman, sampai pengajuan complain & returnya?
Ini juga jadi faktor yang sangatlah penting.
Ada baiknya kalau informasi yang kalian dapat dari supplier tentang 10C itu sekalian kalian tuangkan dalam perjanjian kerja.
Jadi kalau sampai ada yang tidak sesuai, kalian bisa buka & komplain sesuai dengan perjanjian tersebut.
"Having high performing suppliers is KEY to a well run supply chain" (Punya pemasok dengan kualitas kinerja yang tinggi adalah KUNCI untuk punya rantai pasokan yang baik)
Kalau supplier nilainya jelek, lebih baik jangan lanjutkan kerjasamanya.
Tapi kalau nilainya OK, wah, jaga baik-baik hubungan dengan supplier tersebut ya!
Yuk bagi cerita & kisah kalian tentang pengalaman bisnis dengan para pemasok! Tulis di kolom komentar ya!
Jangan lupa untuk baca juga informasi tentang Cara Memulai Bisnis hanya di blogpost s-gala.com.
Intip juga peluang bisnis menarik menjadi reseller s-gala.com hanya melalui kontak CS kami!