Tips Mengatur Tata Letak Produk Supaya Barang Makin Laku Terjual
Harga lampu ekonomis
5w Rp 2.900
10w Rp 3.800
Lampu Kuning Rp 15.000 aja
Gabung jadi Agen kami sekarang
Apakah kalian adalah seorang pemilik toko?
Pernahkah terlintas di pikiran kalian tentang beberapa hal berikut :
- “Kenapa ya saya punya beberapa barang yang kualitasnya bagus & harganya juga bersaing; tapi kok ngga laku-laku?”
- “Ini barang A yang disimpan di kasir padahal harganya lebih mahal, tapi kok lebih laku daripada barang B ya padahal fungsinya sama dan harganya lebih murah.”
- “Saya jual makanan anak-anak tapi kok kurang laku ya? Padahal di toko sebelah barang ini laku banget sama anak-anak.”
Kalau kalian pernah mempertanyakan hal-hal seperti yang tertulis di atas, bisa jadi masalahnya terletak pada penempatan produk di toko kalian!
Kok bisa ya?
Coba bayangkan, tentu percuma kalian menjual barang sebagus apapun kalau posisinya tidak terlihat oleh konsumen.
Kalau posisi barang ditempatkan dengan baik dan mudah dilihat serta diakses oleh konsumen, wah, dijamin barang tersebut akan jauh lebih laku daripada yang tidak mudah diakses.
Nah, kali ini S-gala.com akan mengajak kalian semua untuk meningkatkan omset penjualan melalui tata letak produk alias display produk yang baik.
Yuk kita mulai!
Konsep Dasar Tata Letak Produk
Sebelum mulai, coba kalian lihat sekali lagi toko kalian. Apakah rapi atau berantakan?
Lalu ibaratkan diri kalian adalah calon pembeli. Hmm.. Kira-kira apakah kalian nyaman berbelanja di toko kalian?
Barang apa yang kira-kira kalian akan beli di toko kalian?
Apakah sudah sesuai dengan barang yang ditargetkan untuk dijual?
Kalau kalian sendiri saja ternyata belum merasa tertarik untuk membeli produk yang ditargetkan untuk dijual atau bahkan belum merasa nyaman untuk berbelanja, tentu itu juga yang dirasakan oleh konsumen kalian.
Apapun jenis produk yang kalian jual, ada 3 aturan sederhana tapi utama dalam mengatur tata letak produk.
Mata
Atur posisi barang sedemikian rupa supaya bisa terlihat jelas oleh konsumen.
Posisikan barang-barang yang ingin kalian naikkan omsetnya di rak yang tingginya sejajar mata konsumen. Karena posisi tersebut merupakan posisi paling ideal dan optimal.
Biasanya barang yang ditempatkan di sejajar mata akan jauh lebih laku daripada yang di posisi atas atau bahkan rak bawah.
Tapi jika kalian menjual barang yang ditargetkan untuk anak kecil, maka posisikanlah barang-barang tersebut di area bawah ya!
Karena tinggi mata anak kecil tentu di bawah orang dewasa.
Dengan memanfaatkan hal tersebut, kalian bisa mengoptimalkan penjualan melalui isi rak.
Tangan
Setelah posisi barang sudah optimal, kini biarkan konsumen merasakan pengalaman bersentuhan dengan barang.
Posisi barang selain mudah dilihat juga harus mudah diakses.
Dengan membiarkan konsumen menyentuh barang, kalian telah meningkatkan intensi pembelian dari konsumen tersebut.
Konsumen akan merasa semakin yakin untuk memilih dan membeli barang yang telah dipegangnya tersebut.
Contoh sederhananya adalah toko baju. Kalau kalian menempatkan baju-baju di dalam lemari kaca, memang bisa dilihat, tapi belum tentu konsumen mau repot-repot memanggil SPG untuk mengambilkan baju tersebut untuknya.
Beda halnya kalau kalian membiarkan baju-baju tersebut digantung di luar lemari atau dipasangkan di mannequin, pembeli akan bisa memegang bahan dan merasakan baju tersebut di kulitnya.
Hal tersebut akan meningkatkan potensi pembelian.
Beri Pilihan
Jika toko kalian bukan toko cabang dari brand tertentu, akan sangat baik bila kalian menyediakan beberapa opsi merk / brand untuk setiap jenis produk.
Misalnya kalian memiliki toko elektronik, maka kalian bisa memasang beberapa jenis merk televisi agar konsumen bisa membandingkan dan memilih.
Pada dasarnya, manusia senang bila memiliki beberapa pilihan agar bisa mendapatkan yang terbaik.
Contoh sederhana lainnya adalah supermarket.
Tentu kalian pernah melihat gula di supermarket dan yang dijual ada dari beberapa merk. Padahal harganya hanya beda 100 – 500 perak antara satu merk dengan merk lainnya.
Tapi coba perhatikan behaviour dari calon pembelinya.
Para ibu senang bila bisa membeli gula dengan harga yang lebih murah walaupun perbedaannya sangat sedikit!
Dalam hal ini kita bermain dengan psikologis konsumen supaya tetap membeli salah satu dari pilihan yang diberikan.
Teknik Mengelompokkan Barang untuk Display Produk
Setelah memahami 3 konsep dasar utama di atas : Mata-Tangan-Beri Pilihan, maka kini kita lanjutkan ke strategi pengelompokkan barangnya.
Bayangkan kalau kalian pergi ke supermarket, lalu melihat telur ayam ada di samping obat nyamuk.
Atau kalian melihat biskuit ato camilan disimpan di sebelah makanan hewan peliharaan.
Gimana tuh rasanya?
Tentunya bisa membuat konsumen jadi mundur teratur. Boro-boro mau beli barang, yang ada malah menghindar.
Jadi penting untuk paham konsep grouping barang.
Bundled Grouping / Tata Letak Produk Sepaket
Bundled grouping adalah cara penempatan produk dimana barang-barang diletakkan satu paket bersama jenis barang lainnya.
Apakah kalian pernah pergi ke IKEA?
IKEA menawarkan produk dengan cara menyusun produk-produknya menjadi sebuah ruangan yang apik dan sangat cantik.
Barang-barang di IKEA disusun menggunakan metode bundled grouping.
Supaya lebih mudah dipahami, coba lihat ilustrasi berikut :
Galih pergi ke IKEA untukmenemani ibunya berbelanja. Dia niatnya hanya cuci mata dan menemani saja.
Tapi lalu Galih melihat di sana ada display satu set kamar tidur.
Galih berpikir, “Wah ukuran kamarnya mirip sama kamar gue di rumah nih”.
Lalu Galih melihat ada 1 buah meja kecil di samping tempat tidur & rasanya cocok banget untuk ditempatkan di samping kasurnya di rumah.
Awalnya yang hanya berniat cuci mata, ujung-ujungnya si Galih pun jadi ikut belanja.
Contoh sederhana lainnya adalah satu paket Coca-cola dan kacang yang dijual di supermarket. Cocok banget yauntuk menemani nonton bola nanti malam! Langsung sikat beli deh!
Complementary Grouping / Pengelompokkan Barang Komplementer
Strategi tata letak produk yang satu ini juga sering digunakan oleh toko-toko dan berhasil.
Cara mengelompokkan barang pada metode complementary grouping ini adalah menempatkan barang berdekatan dengan barang komplementer atau pasangannya.
Contoh sederhananya adalah menempatkan roti di sebelah selai.
Konsumen yang awalnya hanya berniat membeli roti bisa jadi membeli selainya sekalian karena dirasa cocok untuk teman makan roti tawar.
Contoh lainnya misalnya kartu ucapan & jasa bungkus kado di toko souvenir. Orang yang hanya berniat membeli souvenir/kado jadi bisa sekalian membeli jasa bungkus kado sekalian kartu ucapannya.
Prop Grouping
Strategi yang satu ini seringkali digunakan di toko baju.
Manequin didandani sedemikian rupamulai dari topi, baju, jaket, celana, sepatu, syal, sampai tas.
Orang yang datang dengan niat hanya membeli baju, lalu melihat bahwa baju yang ditaksir ternyata cocok sekali saat dipadukan dengan jaketnya. Akhirnya tergoda dan membeli sekalian dengan jaketnya.
Contoh prop grouping di supermarket misalnya adalah buah-buahan dan kue kering yang disimpan di keranjang.
Ada konsumen yang bisa tertarik untuk membeli keranjangnya karena cocok sekali untuk digunakan sebagai wadah buah-buahan dan kue kering.
Ketiga strategi pengelompokkan barang diatas yaitu bundled grouping, complementary grouping, dan prop grouping semuanya dapat mampu meningkatkan omset penjualan kalian!
Yang penting pintar-pintar menyesuaikan dengan jenis produk yang kalian jual ya!
Jika kalian memiliki pengalaman atau info strategi tata letak produk lainnya, yuk tulis di kolom komentar! Jangan lupa untuk membaca artikel menarik tentang Cara Memulai Bisnis ya!
Jangan lupa juga untuk selalu intip peluang bisnis menarik seputar alat-alat listrik hanya melalui kontak CS kami.