Manfaat Listrik untuk Medis & Kesehatan
Harga lampu ekonomis
5w Rp 2.900
10w Rp 3.800
Lampu Kuning Rp 15.000 aja
Gabung jadi Agen kami sekarang
Listrik adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kita. Anda pun pasti juga berpikir demikian. Ini adalah salah satu penemuan yang luar biasa dan berdampak besar bagi manusia.
Kehidupan manusia seperti tak bisa lepas dari kehadiran listrik. Bahkan sulit rasanya membayangkan kehidupan tanpa kehadiran listrik.
Ketika beraktivitas, Anda bisa melihat bagaimana kegiatan sehari-hari kita begitu mengandalkan keberadaan listrik.
Pekerjaan rumah seperti menyetrika, mencuci, menyimpan makanan semua membutuhkan listrik. Urusan pekerjaan atau mengerjakan tugas sekolah pun sering menggunakan laptop, komputer, dan printer yang mengandalkan arus listrik.
Manfaat listrik memang begitu luas. Salah satu sumber energi ini bahkan bisa dikatakan menjadi penopang dalam kegiatan sehari-hari kita.
Energi listrik juga menjadi energi yang dapat berubah menjadi berbagai energi lainnya, seperti energi cahaya, energi bunyi, energi gerak, dan masih banyak yang lainnya.
Seringkali kita mendengar bahwa listrik bisa membahayakan tubuh karena bisa bikin kita kesetrum. Tapi ternyata ada juga lho manfaat ‘kesetrum’ bagi tubuh manusia kalau digunakan dalam kondisi tertentu.
Kali ini S-gala.com akan membahas mengenai manfaat listrik dalam dunia medis.
Listrik untuk Medis & Kesehatan
Tak dapat dipungkiri peran listrik untuk medis sangatlah besar. Hampir seluruh alat yang ada di rumah sakit memerlukan listrik dalam pengoperasiannya.
Tidak hanya itu, ada beberapa terapi menggunakan listrik untuk meredakan kondisi sakit pasien.
Contohnya penggunaan alat kejut listrik pada penderita jantung, maupun terapi listrik pada penderita skizofrenia.
Selain alat pacu jantung yang tersedia di rumah sakit yang mengandung listrik, sejak 1995, American Heart Association (AHA) telah merekomendasikan pengembangan program penyelamat yaitu alat pacu jantung (AED) portabel bagi masyarakat umum.
==AS1==
Alat ini terbukti mampu meningkatkan ketahanan hidup dari penderita jantung, terutama dalam keadaan darurat di luar rumah sakit.
Studi juga menunjukkan, penyelamatan dengan alat ini di ruang publik mampu meningkatkan ketahanan hidup hingga 41% sampai74%.
Defibrilasi, atau mengalirkan listrik ke tubuh pasien tak bisa dilakukan sembarangan. Untuk anak-anak, energi yang dibutuhkan untuk alat pacu jantung maksimum sebesar 9 joule/kg.
==AS2==
Implementasi Listrik untuk Medis dan Kesehatan Manusia
Tak hanya alat pacu jantung, ada beberapa jenis terapi listrik yang sering digunakan sebagai pengobatan berbagai macam penyakit, di antaranya:
1. Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)
TENS adalah jenis terapi listrik yang menggunakan mesin bertenaga baterai dengan voltase atau tegangan rendah untuk meredakan rasa sakit.
Mesin berukuran kecil ini dapat mengantarkan sinyal listrik melalui 2 elektroda yang ditempatkan di bagian saraf pada kulit atau bagian tubuh yang menjadi sumber rasa nyeri.
Metode ini paling sering digunakan untuk menangani nyeri sendi atau arthritis, nyeri saat haid, sakit lutut, sakit leher, fibromyalgia, dan sakit punggung bagian bawah.
Pada kasus tertentu, TENS juga digunakan untuk meringankan rasa sakit saat persalinan.
TENS bekerja dengan cara menghambat hantaran atau impuls nyeri dari saraf yang bermasalah menuju otak, sehingga rasa nyeri dapat berkurang.
Selain itu, terapi listrik ini juga diduga dapat menstimulasi saraf otak untuk memproduksi hormon pereda nyeri alami atau endorfin yang dapat menghambat persepsi terhadap rasa sakit.
==AS3==
2. Percutaneous electrical nerve stimulation (PENS) atau elektroakupunktur
Metode terapi listrik ini memadukan teknik pengobatan tradisional Timur dan teknologi kedokteran Barat. PENS menggunakan alat kecil yang menyerupai jarum akupunktur untuk mengalirkan listrik. Teknik ini juga bisa dipadukan dengan pengobatan akupunktur.
Beberapa studi menyebutkan bahwa terapil istrik dengan metode PENS dapat meringankan nyeri, memperbaiki kualitas tidur, dan membantu penderita gangguan saraf serta nyeri lutut untuk melakukan aktivitas fisik.
Namun, hingga saat ini, efektivitas terapi listrik PENS sebagai penanganan gangguan saraf masih belum menunjukkan hasil yang konsisten dan masih perlu diteliti lebih lanjut.
3. Deep brain stimulation (DBS)
Terapi ini merupakan salah satu metode terapi listrik yang memerlukan tindakan operasi. Metode terapi listrik ini dilakukan dengan cara memasang elektroda pada otak yang berfungsi untuk mengirim aliran listrik ke saraf otak melalui mesin khusus.
Metode ini awalnya digunakan dalam pengobatan penyakit Parkinson. Namun, kini DBS juga digunakan untuk mengobati berbagai gangguan psikologis, seperti depresi dan gangguan obsesif kompulsif (OCD).
==AS4==
4. Repetitive transcranial magnetic stimulation (RTMS)
Repetitive transcranial magnetic stimulation memanfaatkan gelombang elektromagnetik untuk mengirim sinyal listrik guna menghambat rasa sakit atau nyeri. Namun, metode ini umumnya perlu dilakukan lebih dari satu kali untuk mendapatkan hasil maksimal.
Terapi listrik juga umum digunakan sebagai bagian dari metode rehabilitasi fisik atau fisioterapi.
Peralatan terapi listrik memang banyak dijual bebas. Namun, hindari menggunakan alat-alat tersebut untuk meredakan rasa sakit tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Itulah beberapa manfaat listrik dalam dunia medis. Meski bisa bermanfaat untuk kepentingan medis, listrik juga hal yang mematikan dan tetap harus diwaspadai.
==AS5==
Kesimpulan
Ternyata listrik untuk medis dan kesehatan memang memiliki peran dan manfaat yang besar ya!
Jadi hal yang selama ini disangka sangat berbahaya ternyata memiliki sisi lain yang positif juga, selama digunakan secara bijaksana dan benar.
Yuk ikuti berbagai artikel dan informasi menarik lainnya hanya di blogpost S-gala.com.
Dapatkan juga informasi tentang peluangbisnis menarik berpotensi untung jutaan rupiah per bulan hanya melalui kontak WA CS kami berikut ini >> CHAT WA ADMIN